Ip Address Dan Subnetting
Nama : Zaki Adam
Slamet P.
Kelas XI TKJ 2
Hari/Tanggal : Kamis, 02 Agustus 2018
Job : 1
|
IP ADDRESS DAN SUBNETTING
|
|
JWelcome to my blog J
BUATLAH
RANGKUMAN tentang IP ADDRESS DAN SUBNETING
MATERI : IP
ADDRESS
A. Pengertian IP ADDRESS
B. Sejarah IP ADDRESS
C. Format Penulisan IP ADDRESS
D. Jenis Jenis IP ADDRESS
E. Pembagian Kelas IP ADDRESS
F. Address Khusus (Privat ADDRESS)
G. Aturan dasar pemilihan Network ID dan Host ID
H. Contoh Contoh IP Address kelas A,B,C (Masing Masing 2)
Tentukan nama network ID dan Host ID dan Subnet mask nya.
MATERI :
SUBNETTING
A. Pengertian Subnetting
B. Alasan Melakukan Subnetting
C. Tujuan Sunetting
D. Fungsi Subnetting
E. Proses Subnetting
F. Mengenal Teknik Subnetting
G. Aturan aturan dalam membuat Subnetting
H. Contoh perhitungan Subnetting kelas C dan B
JAWABAN: IP
ADDRESS
1. IP
Address adalah sebuah alamat pada komputer agar komputer bisa saling terhubung
dengan komputer lain, IP Address terdiri dari 4 Blok, setiap Blok di isi oleh
angka 0 - 255. Contoh IP Address seperti 192.168.100.1 , 10.57.38.223 , ini
adalah IPv4.
IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network ID dan
Host ID , contoh 192.168.100.1 , secara default Net ID nya adalah 192.168.100
dan Host ID nya adalah 1, agar komputer bisa saling terhubung , IP yang
digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda.
Agar mudah ngerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln. Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah mereka tidak mungkin sama.
Agar mudah ngerti, Net ID adalah nama jalan dan Host ID adalah nomor Rumah, jadi Jln. Diponegoro No 3 , jika nama jalan dari beberapa orang sama, maka nomor rumah mereka tidak mungkin sama.
2. 1969 – 1989
IMP (Interface Message Processor)
Adalah generasi pertama dari gateway yang saat
ini dikenal sebagai router. Digunakan untuk interkoneksi peserta ke ARPANET (Advanced
Research Project Agency Network) dari akhir 1960-an hingga 1989. Bisa
dikatakan sebagai nenek moyang dari IP address, yang terdokumentasi dengan nama
RFC 1 (request for command). Berkapasitas 5 Bit address. Ada sebuah
varian dari IMP yang disebut TIP yang menghubungkan terminal dan bukan untuk
jaringankcomputer. IMP digunakan di pusat ARPANET sampai akhirnya dihentikan 20
tahun kemudian tepatnya pada tahun 1989.
1977 – 1979
Bagaimana dengan IPv1, IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP didefinisikan versi pertama yang
digunakan sebagai Internet Protocol. RFC adalah sebuah memorandum yang
diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) menjelaskan tentang
metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku untuk kerja dari Internet
dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata bukan versi 1 tapi versi
4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya protocol ini ada versi sebelumnya.
Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya, IP dibuat saat fungsi-fungsinya
terbagi dari TCP versi sebelumnya yang dikombinasikan antara fungsi TCP dan
Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga versi sebelumnya dan terbagi dari TCP
dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4 itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP
untuk konsistensinya. Meskipun dari namanya mengisyaratkan versi sebelumnya,
namun IP versi 4 adalah yang pertama digunakan secara meluas pada TCP/IP yang
modern.
1981 – sekarang
IPv4
Sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan
dalam protocol jaringan TCP/IP untuk komunikasi antar node-nya, format alamat
dalam Internet dinyatakan dalam nomor 32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4
kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 8-bit atau octet, yang sekarang
dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih digunakan sampai hari ini.
IPv5
Apa yang terjadi dengan IPv5? Jawabannya adalah
tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari kebingungan. Masalah dengan versi
5 berhubungan dengan protokol TCP / IP eksperimental yang disebut Internet
Protocol Streaming, yang awalnya didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini
bukanlah versi kelanjutan dari IPv4 melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk
membawa traffic percakapan suara dan konferensi dengan garansi delay dan
bandwidth. Saya tidak mendapatkan informasi yang pasti untuk tahun awal
dikembangkan, namun kalau mengacu dari RFC1190 itu adalah tahun 1990.
1995 – sekarang dan dimasa yang akan datang
IPv6
Seiring dengan pertumbuhan Internet yang sangat pesat
di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4 dengan format 32-bit tidak bisa lagi
menampung kebutuhan pengalamatan internet setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari
hasil riset dan perhitungan pakar IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit
format address hanya bisa menampung kurang lebih 4 milliar host di dunia ini.
Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas terbuka Internet membuka diskusi untuk
mengatasi masalah ini dengan mencari format IP generasi selanjutnya setelah
IPv4, setelah pembahasan yang panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan
melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP generasi berikutnya (Next generation yang biasa
disebut IPng) yang dapat menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih
host address, bisa diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP
maka IPv6 itu juga belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini
sudah dilakukan banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider,
Internet Exchange Point, militer, dan Universitas.
3. Ada dua bentuk format
penulisan IP address
-Bentuk Biner
IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address adalah sebagai berikut.
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Setiap simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan I, misalnya sebagai berikut :
10000100.1011100.1111001.00000001
-Bentuk Dotted Decinal
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti diatas tidaklah mudah dibaca. Untuk membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, IP address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Format penulisan seperti ini disebut “ dotted-decimal notation” (notasi desimal bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (delapan bit) IP address.
IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address adalah sebagai berikut.
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Setiap simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan I, misalnya sebagai berikut :
10000100.1011100.1111001.00000001
-Bentuk Dotted Decinal
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti diatas tidaklah mudah dibaca. Untuk membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, IP address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Format penulisan seperti ini disebut “ dotted-decimal notation” (notasi desimal bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (delapan bit) IP address.
4. IP Address Public
IP Address Publik
adalah IP Address yang dimiliki oleh setiap komputer atau perangkat yang
terhubung lainnya dan digunakan pada jaringan internet (publik). Kepemilikannya
diatur oleh vendor-vendor terkait yang menyediakannya (contoh : Internet
Service Provider).
IP Address Private
IP Address private adalah IP
Address yang digunakan olehkomputer atau perangkat yang terhubung lainnya dan
umumnya digunakan oleh jaringan berskala lokal (LAN). IP Address ini
memungkinkan penggunaan alamat yang sama dengan syarat satu dan jaringan
lainnya tidak saling terhubung dalam jaringan lokal.
IP Address Dinamis (Dynamic IP Address)
IP Address jenis ini
adalah pemberian secara otomatis dalam jaringan public maupun private yang akan
diberikan kepada komputer atau perangkat lainnya yang saling terhubung kedalam
jaringan komputer secara otomatis dan akan selalu berubah – ubah setiap saat
(Dinamis). Untuk pemberiannya sendiri diberikan oleh sebuah perangkat, aplikasi,
sekaligus protocol di dalam jaringan komputer yang bernama DHCP (Dynamic Host
Konfiguration Protocol) dan yang bertindak mengaktifkan DHCP adalah komputer /
perangkat yang dijadikan sebagai DHCP Server.
IP Address Statis
IP Address jenis ini
adalah pemberian IP Address kepada komputer atau perangkat lainnya yang
terhubung kedalam jaringan komputer secara manual. Dimana pengguna harus
mengetahui pengkelasan IP Address, Subnet, Gateway, dan DNS dalam sebuah
jaringan.
Selanjutnya, dilihat
dari daya tampung komputer atau perangkat lainnya yang terhubung
kedalam jaringan komputer, sebuah IP Address dibagi kembali menjadi 2 jenis
yaitu :
IPv4 (IP Address Versi 4)
IP Addres versi 4 atau
yang lebih dikenal dengan IPv4 adalah versi yang umum dipakai
pada saat ini, terdiri atas 4 oktet, dimana setiap oktet mampu menangani 255
buah komputer atau perangkat di dalamnya. Sehingga bila dikalkulasikan 255 x
255 x 255 x 255 = 4.228.250.625 buah host.
Angka besar ini untuk
teknologi yang maju seperti sekarang sudahlah tidak relevan untuk menampung
pengalamatan semua komputer dan perangkat yang saling terhubung. Untuk
mengatasi keterbatasan ini salah satu caranya adalah menggunakan NAT (Network
Address Translation), yaitu sebuah cara untuk membagi, mengubah, dan memodifikasi
pemetaan dari sebuah IP Address.
IPv6 (IP Address Versi 6)
IPv6 atau IP Address versi 6 adalah pengalamatan
versi terbaru dalam jaringan komputer, yang diciptakan untuk menangani masalah
keterbatasan daya tamping dari versi sebelumnya, yaitu IPv4. Jika dibandingkan
dengan IPv4 yang hanya memiliki 4 oktet dan masing – masing oktet dapat
menampung 255 host, maka IPv6 memiliki 16 oktet yang masing – masing oktetnya
dapat menampung 255 host. Maka jika dikalkulasikan secara keseluruhan, IPv6
dapat menampung sekitar 3,4 Trilyun host.
5. Kelas A
Format :
0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
Bit Pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (o dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (o dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
IP kelas A untuk
sedikit jaringan dengan
host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas
A misalnya 113.46.5.6 ialah : Network ID :113, Host ID = 46.5.6
Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Biasa digunakan
untuk jaringan besar
dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP
kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Host ID adalah 8 bit
terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang
masing-masing memiliki 256 IP address
Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111
dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.
Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Kelas ini digunakan untuk
keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai
keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini.
Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Kelas E
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
6. A. Adress Khusus
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
Network Address :
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
2. Broadcast Address :
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
3. Multicast Address :
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
B. Subnetting
Subnetting adalah “memindahkan” garis
pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP address. beberapa
bit dari bagian dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network address,
satu network menurut struktur baku di pecah menjadi beberapa subnetwork. cara
ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum
host yang ada dalam tiap network tersebut.
subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat di intregasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda, hanya setiap network memiliki address yang unik. selain iotu dengan subnetting seorang network administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen untuk memindahkan dan mengatur keseluruhan network.
beberapa kombinasi IP address, network dan network number subnetting hanya berlaku pada network local. bagi network diluar network local, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.
subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat di intregasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda, hanya setiap network memiliki address yang unik. selain iotu dengan subnetting seorang network administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen untuk memindahkan dan mengatur keseluruhan network.
beberapa kombinasi IP address, network dan network number subnetting hanya berlaku pada network local. bagi network diluar network local, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.
7. Aturan Penulisan
Network ID dan Host ID
Adapun untuk menetukan Network ID dan Host ID tidak bisa dilakukan sembarangan, ada aturan tertentu yag harus dipatuhi. Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
4. Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Adapun untuk menetukan Network ID dan Host ID tidak bisa dilakukan sembarangan, ada aturan tertentu yag harus dipatuhi. Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
3. Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
4. Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
8. Karakteristik IP Kelas A
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 0
NetworkID : 8 bit
HostID : 24 bit
Bit Pertama : 0 -127
Jumlah : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)
Range IP : 1.x.x.x – 126.x.x.x
Jumlah IP : 16.777.214
Misalnya IP address 120.31.45.18 maka
Network ID = 120
HostID = 31.45.18
- Untuk Subnetmask =255.0.0.0
- Jadi IP address di atas mempunyai host
dengan nomor 31.45.18 pada jaringan 120
Kelas B
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
- Untuk Subnetmask =255.255.0.0
- Jadi IP di atas mempunyai host dengan
nomor 60.56 pada jaringan 150.70
Kelas C
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
- Untuk Subnetmask =255.255.255.0
Jadi IP di atas mempunyai
host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1.
JAWABAN: SUBNETTING
1. Subnetting adalah teknik
memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara
mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang
lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP
Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan
beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut.
2. 1.
Mengurangi efek broadcast
Broadcast berarti
menyebarkan paket yang dikrimkan oleh salah satu host ke semua host yang
tergabung dalam sebuah jaringan LAN. Dalam sebuah jaringan LAN (Local Area
Network), ketika sebuah komputer mengirimkan kepada salah satu komputer pada
jaringan yang sama, maka semua komputer pada jaringan LAN yang sama akan
menerima pesan tersebut dan mengecek untuk memastikan bahwa pesan tersebut
ditujukan untuk dirinya atau tidak. Jika pesan tersebut bukan ditujukan untuk
dirinya, maka pesan tersebut akan dibuang.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle
|| []).push({});
Efek dari broadcasat ini
dapat menyebabkan lalu lintas data yang padat pada sebuah jaringan LAN,
terlebih jika pada jaringan tersebut terdapat banyak host. Dengan subnetting,
kita dapat mengecilkan range sebuah blok IP address pada sebuah jaringan.
Dengan demikian, pesan broadcast yang dikirim secara otomatis menjadi lebih
sedikit sesuai dengan jumlah host yang tersedia.
2. Penggunaan IP address
menjadi efisien
Inilah tujuan lain dari
metode subnetting yang dapat membuat penggunaan IP address menjadi lebih irit
atau efisien. Dalam sebuah LAN, kita terbiasa menggunakan IP address kelas C
yang memiliki jumlah host secara default 254. Namun kita tidak perlu
menggunakan blok dengan jumlah blok sebanyak itu, karena dengan subnetting kita
bisa membuatnya lebih kecil sesuai denngan jumlah host yang ada.
Misalnya pada sebuah
jaringan hanya terdapat 10 host, maka akan sangat tidak efisien jika anda
menggunakan network address yang berjumlah 254 IP address. Apabila hanya
terdiri atas 10 host, maka dengan metode subnetting kita tidak perlu memakai
Network address dengan kapasitas 254 IP address, tetapi cukup dengan yang
berkapasitas 14 IP address saja, seperti contohnya 192.168.10.0/28;
3. Utuk pengamanan
Hal ini biasanya sering
diterapkan untuk koneksi point-to-point, baik antara server dengan server
maupun server dengan router. Demi keamanan, sangat dianjurkan menggunakan
subnetting untuk menentukan range blok pada network address tersebut hanya
terdiri atas 2 IP address saja. Dengan demikaian komputer atau perangkat
jaringan terssebut tidak akan bisa terkoneksi dengan komputer lain karena IP
address yang tersedia hanyalah 2 IP
address saja.
3. Tujuan
dari subnetting adalah sebagai berikut:
- Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal
untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas
C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
- Membagi satu kelas network atas sejumlah
subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil.
- Menempatkan suatu host, apakah berada
dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada
dalam satu jaringan atau tidak.
- Untuk mengatasi masalah perbedaaan
hardware dengan topologi fisik jaringan.
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address
dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan
media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya
dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
jika setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan mengurangi
terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
4. Fungsi
subnetting antara lain sbb:
- Mengurangi lalu-lintas jaringan,
sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision)
atau macet.
- Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
- Pengelolaan yang disederhanakan.
- Membantu pengembangan jaringan ke arah
jarak geografis yang menjauh.
5. Untuk melakukan proses subnetting
kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
- Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan
oleh subnet mask.
- Menentukan jumlah host per subnet.
- Menentukan subnet yang valid.
- Menentukan alamat broadcast untuk tiap
subnet.
- Menentukan host – host yang valid untuk
tiap subnet.
6. Mengenal Teknik
Subnetting
Misalkan disebuah
perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka
semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan
tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP
Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0
sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan
tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network
tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan
menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda
tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2
buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
7. Aturan Aturan Dalam
Membuat Subnet Mask.
Subnetmask digunakan untuk
membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya.
Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan
mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET
MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami
sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut
juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).
SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb :
1. Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb :
1. Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
2. Network ID dan host ID
di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask.
3. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
3. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
8. Perhitungan Kelas C
Analisa: 192.168.1.0 berarti
kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).
Penghitungan:
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat
host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
- Jumlah
Subnet = 2x,
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah
Host per Subnet =
2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet
adalah 26 – 2 = 62 host
- Blok
Subnet = 256 –
192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +
64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,
64, 128, 192.
- Bagaimana dengan alamat host dan
broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan,
host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka
sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host
Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host
Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Perhitungan Kelas B
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas
B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000
(255.255.255.128).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27 –
2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya
adalah (0, 128)
- Alamat host dan broadcast yang valid =
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
LANJUTAN
JAWABAN NOMOR 8:
Kelas
A
26.25.4.8
Network ID = 26
Host ID = 25..4.8
Subnet = 255.255.0.0
Kelas
B
160.30.5.42
Network ID = 160.30
Host ID = 5.42
Subnet = 255.255.0.0
Kelas
C
192.168.1.32
Network ID = 192.168.1
Host ID =32
Subnet = 255.255.255.0
JThat is all and thank youJ

Komentar
Posting Komentar